Konon kisah yang didapat dari sejumlah sumber di Pulau Pari, kedua karang atau perairan dangkal itu identik dengan fenomena penemuannya. Karang Kasih dikisahkan pernah menjadi tempat atau lokasi yang banyak terdapat ikan. Sehingga nelayan yang mencari ikan di karang itu sering kali ketiban rezeki yang tak terduga dengan hasil tangkapan melimpah ruah.
"Itu cerita orang tua saya, dulu dikarang itu ikannya banyak dan gampang ditangkap," kisah Ujang Jabar mengawali upaya pengungkapan misteri nama Kasih yang disandangkan di karang seluas sekitar 400 meter persegi itu. Menurut dia, selain kisah itu, dulu warga Pulau Pari juga memegang suatu mitos berupa larangan menangkap ikan karang itu karena banyak terdapat selongsong peluru aktif bekas masa peperangan.
Namun, kata dia, dua hal itu hanya sebuah kisah yang saat ini telah luntur oleh gerusan zaman. dan bahkan keduanya tidak lagi menjadi alasan menempatkan karang itu sebagai lokasi yang khsusus. "Semua telah berubah, mitos itu hanyalah sebuah mitos yang saat ini tak lagi diketahui. Bahkan, karang itu kini kondisinya tak lagi indah seperti dulu," jelasnya.
Sementara Karang Delima, masih menurut Ujang Jabar, erat kaitannya dengan bentuk sebuah batu besar yang ada di karang itu yakni berbentuk bulat menyerupai buah delima. "Di karang itu ada batu besar yang bentuknya mirip dengan buah delima. Bahkan, konon dari cerita para nelayan terdahulu, batu itu juga berwarna merah seperti warna buah delima pada waktu-waktu tertentu," katanya.
Dari dua kisah karang itu didapat kesimpulan sederhana, bahwa pemberian nama dua karang erat terkait dengan peristiwa atau bentuknya. Jadi, misteri yang membelenggu penamaan karang itu akan sulit diungkap karena siapa dan kapan nama itu diberikan tak pernah tercatat dalam tinta. Yang kita tahu saat ini kedua karang itu telah memiliki nama Kasih dan Delima.
0 Response to "Misteri Karang Kasih dan Delima Pulau Pari"
Post a Comment